Selasa, 15 Maret 2016

Jangan Rusak Milik Anak Cucu Kita

  

   Alam bumi pertiwi ini adalah anugerah Tuhan yang teramat indah. Kita patut bersyukur dapat menikmati indahnya alam ini yang sebenarnya milik anak cucu kita. Kita hanya sebagai peminjam dan harus dapat menjaganya dan mengembalikannya secara utuh.

   Seringkali kita mendengar dan melihat adanya kerusakan alam ulah dari tangan - tangan serakah. Apa jika kita sudah merusaknya kita merasa bangga? Apakah lingkungan rusak berdampak baik bagi kita? Tidak, tidak ada dampak baiknya, justru sebaliknya. Lingkungan yang rusak sangat berdampak buruk bagi kita, apalagi jika yang rusak adalah hutan. Hutan merupakan kunci seluruh alam. Jika hutan tidak ada, apa kita bisa hidup? Jika hutan tidak ada, apa tata guna air dan udara dapat berjalan lancar? Tidak. Selain untuk mengatur tata guna air dan udara, hutan juga berfungsi sebagai : 
  • Paru - paru dunia, hutan merupakan penghasil oksigen dan menyerap karbondioksida sehingga suhu bumi terkendali.
  • Tempat hidup flora & fauna yang menjadi sumber makanan dan obat-obatan pada saat ini dan masa yang akan datang. 
  • Sumber kehidupan bagi masyarakat, khususnya masyarakat sekitar hutan dari produk yang dihasilkannya.
  • Mencegah terjadinya erosi / pengikisan karena air hujan tidak langsung jatuh ke tanah dan mengikis tanah-tanah subur.
Berlangsungnya kehidupan bergantung pada 3 hal, yaitu : udara, air, serta flora & fauna. Sementara 3 hal itu ada karena hutan. Jadi, tidak salah kan jika kita sebut "Hutan adalah kunci seluruh alam". Oleh karena itu, kita harus dapat menjaga hutan, bayangkan saja hutan seperti buku yang kita pinjam di perpustakaan yang harus dijaga dan dikembalikan secara utuh. Cara untuk mencegah kerusakan hutan agar hutan tetap lestari, antara lain :
  • Reboisasi / penanaman kembali, setelah kita menebang hutan kita harus menanaminya kembali untuk mencegah hutan gundul sehingga ekosistem hutan tetap terjaga.
  • Tebang pilih tanam, kita harus selektif memilih tanaman yang akan ditebang namun setelah menebangnya kita harus tetap menanaminya kembali agar ekosistem hutan tetap terjaga.
  • Menghemat penggunaan kertas dan melakukan daur ulang kertas, pembuatan kertas dari kulit kayu membuat hutan90 sering ditebang madddddddka untuk menanggulanginya kita harus menghemat kertas dan melakukan upaya daur ulang kertas.
Namun kerusakaan hutan juga tidak hanya disebabkan oleh manusia, tapi juga faktor alam seperti, pergesekan rontokan daun di musim kemarau dapat menyebabkan kebakaran hutan.

Jadi kesimpulannya, kita harus melestarikan hutan untuk anak cucu kita agar tetap dapat menikmati indahnya alam lukisan sang Maha Kuasa.